Kamis, 15 Agustus 2013

LUBANG MISTERI DI SPGN PACITAN

Siapa saja yang pernah sekolah di SPGN Pacitan pasti akan mengenal atau setidakknya pernah melihat lubang kecil di ruang kelas TK. Besar lubang itu kurang lebih berukuran 30 cm x 30 cm, di samping meja guru. Berada di dinding sebelah barat daya ruang kelas setinggi dada orang dewasa. Letak Kelas itu lurus dengan lorong lobi teras antara kantor dan ruang guru. Kalau digaris , maka akan segaris lurus mulai pintu gerbang, lobi tengah, pintu ruang kelas TK, lubang kecil disebelah meja guru dan lubang kecil di tembok belakang kaupaten terus sampai pintu gerbang utama kabupaten.
Mengapa lubang itu misteri? Karena setiap lubang itu ditutup Baik itu iseng atau disengaja. Baik menggunakan karton, tripleks maupun papan, maka misteri itu akan timbul. Misalnya diseluruh ruang kelaas akan berbau kembang kenanga atau berbau minyak “srimpi” yang lazim digunakan untuk merawat orang mati. Kadang-kadang malah berbau “kembang boreh” kembang untuk nyekar ke kuburan. Kalau tutup lubang itu tidak segera dibuka maka akan lebih fatal lagi. Di ruang kelas itu akan ada anak yang mengalami kesurupan.
Kalau sudah seperti iti maka Mbah Bibit yang akan turun tangan. Mbah Bibit adalah kebon sekolah yang paling tua di SPG. Orangnya sudah sangat sepuh tapi sangat rajin dan enerjik. Langkah yang biasa dilakukan Mbah Bibit adalah membuka tutup lubang di tembok itu, dan mengusap wajah anak yang kesurupan berkali-kali dengan mulut tak henti-hentinya berkomat-kamit membaca mantra sampai anak yang kesurupan itu sembuh. Maka giliran Pak Sapto yang mengantar anak itu pulang ke rumah. Karena biasanya yang seing mengalami kesurupan adalah anak-anak perempuan.

Inilah Lubang misteri itu, sekarang menjadi "Pintu Keramat" yang menghubungkan Gedung YABII dan Kabupaten Pacitan.

Sampai sekarangpun Bapak Bupati tetap tidak berani menutup lubang itu. Tapi malah diberikan jalan yang lebih terhormat. Yaitu berupa pintu yang lehih baik dan lebih istimewa. Konon katanya itu adalah pintu utama para makhluk halus dan lelembut yang dari Kanjeng Jimat, Mbah Nggantung, lewat SPG, Kabupaten,Alun-alun, terus ke Segoro KIdul (Allohu’alam bi Sawab)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar